Mmm.. Sedikit coba-coba buat cerpen neeeh.. Hehe.. Hope you like it. Happy reading..
:)
Hujan baru saja berhenti dan meninggalkan jejak-jejak kedamaian di hati Safira. Ah.. Kenapa akhir-akhir ini dia selalu saja gundah. Kenapa tidak seperti jejak pasir saja, yang akan terhapus oleh ombak. Atau seperti debu-debu dijalan saja, yang akan bersih terguyur air hujan. Safira ingin semua masalahnya bersih tersapu ombak ataupun hujan. Hati memang benda yang rapuh. Sekali ia retak akan sulit untuk menatanya kembali.
Ya, saat ini hati Safira tengah dirundung dilema. Beberapa masalah terus saja datang, tetapi entah kapan hujan ataupun ombak itu datang. Safira hanya bisa merenung. Sebenarnya ia tahu, bahwa semua ini akan dapat terselesaikan, semua ini ada jalan keluarnya. tetapi Safira telah terhipnotis oleh rasa malasnya. Ya, rasa malas itu seperti telah menjadi teman Safira.
Sebenarnya, sebagai seorang muslimah yang paham dan taat pada Rasulnya, Safira tahu bahwa rasa malas merupakan tabiat yang buruk. Rasululloh pernah berkata bahwa yang intinya, apabila seseorang memiliki rasa malas, maka ia bukanlah termasuk kaum Rasululloh SAW.
Safira mengingatnya, bahkan kadang kala sering merasa ngeri dan juga sedih. Apa betul nantinya ia bukan kaum Rasululloh? Seseorang yang hanya bisa memberi safaat nanti di Yaumil Akhir, selain Alloh Ta'ala.. Seseorang yang merupakan sosok paling dirindui seluruh umat muslim.. Seseorang yang begitu penyanyang, bahkan ketika ajalnya sudah mendekatpun, dia masih saja memikirkan umatnya.. Umat yang bahkan mungkin tak pernah memikirkannya.. Apakah Safira mau di blacklist dari kaum Rasululloh??!!
Akhirnya Safira tersadar dan segera beranjak dari Masjid Fatimatuzzahra, dan segera bergegas pulang mempersiapkan segalanya..
Rasa malasss.... Menyingkirlah!!!
Mulai memperbaiki diri sendiri...
Lalu mencari bekal dan persiapan, supaya dapat bertemu dengan Rasululloh SAW.. Sang Kekasih Alloh.. Dambaan seluruh umat..
Hingga pelangipun tersenyum pada Safira
:))
Purwokerto, 13 November 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar